Mengenal Buah Matoa Khas Papua
Ada satu buah tangan yang khas dan tak boleh dilupakan untuk dibawa jika anda sempat ke tanah Papua, yakni buah Matoa. Tanaman khas dan flora identitas Papua ini memiliki nama latin Pometia Pinnata.
Bentuk buahnya merupakan campuran antara kedondong dan kelengkeng. Kulit luar menyerupai kulit kedondong, tapi isi dalamnya mirip sekali dengan kelengkeng. Rasanya manis legit, dengan aroma bermacam-macam, seperti durian, nangka, dan kelengkeng.
Pohon Matoa umumnya hanya berbuah satu tahun sekali. Mulai berbunga pada bulan Juli dan buah Matoa yang matang sudah bisa dipetik pada bulan Oktober-Desember. Karena itu, jika anda datang ke Papua di bulan-bulan awal tahun, anda terpaksa harus gigit jari karena hampir tidak bisa mendapatkan buah khas pulau Papua ini.
Jenis-jenis Buah Matoa
Beruntung sekali, ketika saya ke Jayapura, disana lagi musim panen buah Matoa. Di sepanjang jalan menuju bandara Sentani terutama daerah Abepura, banyak berjejer penjual buah yang mirip kelengkeng ini.
Harganya lumayan mahal dibanding buah-buah lokal lainnya. Antara 60 ribu sampai 100 ribu per kilo. Perbedaan harga buah Matoa bisa ditentukan melalui dua cara, yakni jenis/aroma buahnya, dan baru atau tidaknya buah itu dipetik.
Jika buah Matoa baru dipetik, harganya tambah mahal. Begitu pula buah Matoa dengan aroma durian, harganya lebih mahal dibanding yang beraroma nangka atau aroma asli Matoa.
Manfaat Buah Matoa untuk Kesehatan
Dan ternyata, buah Matoa kaya dengan kandungan vitaminnya yang bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan vitamin C di dalamnya bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas yang menyerang system kekebalan tubuh.
Vitamin C juga bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan berbagai macam penyakit. Kandungan vitamin E pada buah asli papua ini juga dapat membantu meringankan stress, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kesuburan serta meminimalkan resiko terserang penyakit kanker serta penyakit jantung koroner.
Kini, bibit buah asli Papua ini bisa diperoleh secara bebas. Bahkan, di beberapa swalayan dan minimarket, sudah banyak yang menjual buah ini. Biasanya dalam kemasan 1/2-1 kg.
Harganya? Tentu saja lebih mahal daripada beli langsung di Papua. Tapi, daripada memakan banyak waktu dan biaya tambahan harus ke Papua dulu, anda bisa mencoba membelinya di swalayan dan minimarket terdekat saat musim buahnya sudah tiba.