Kopi Kapal Api, Nostalgia Masa Kecil Tak Terlupakan

Selera setiap orang itu berbeda. Begitu pula dalam hal minum kopi. Ada yang menikmati kopi murni dengan segala keruwetan penyajiannya. Mulai dari memilih biji kopi (coffee beans), menggilingnya, hingga menyeduhnya dengan berbagai metode. Ada pula yang memilih praktisnya saja. Tinggal beli kopi instan, sobek bungkusnya, seduh dengan air mendidih, lalu nikmati kehangatan dan kenikmatan aroma kopinya.

Saya termasuk tipe yang praktis, tapi pemilih. Sebagai seorang blogger, kadang saya harus sering bepergian untuk menghadiri event, atau pergi ke suatu tempat untuk bahan tulisan di blog saya. Dan, kopi instan adalah pilihan tepat dan cermat serta teman setia saya saat bepergian, atau ketika menuliskan hasil liputan yang saya peroleh.

Bersyukurlah kita hidup di Indonesia, tempat yang oleh banyak pecinta kopi disebut sebagai surganya kopi di dunia. Indonesia termasuk salah satu produsen atau penghasil komoditas kopi terbesar di dunia. Ada ratusan jenis atau varian kopi di Indonesia, baik itu untuk kopi Robusta atau Arabika. Banyaknya varian ini tergantung dari lokasi dimana kopi itu ditanam.

Kopi Arabika misalnya, ada varian Java Semeru, Java Ijen, Kerinci, Kintamani, Sidikalang, Toraja, Mandailing, Gayo dan masih banyak lagi. Tak heran jika banyak negara-negara Eropa yang jatuh cinta dengan komoditas kopi Indonesia. Beberapa waktu lalu, bahkan ada berita tentang rencana tukar guling komoditas kopi dengan pesawat Sukhoi dari Rusia.

Sebagai surganya kopi, sudah tentu banyak pula pelaku-pelaku usaha di bidang pemrosesan kopi. Baik itu pelaku usaha kecil menengah (UMKM) hingga tingkat pabrikan besar. Kualitas kopi produksinya pun bermacam pula. Dari ribuan merek kopi yang diproduksi, sejak kecil saya selalu memilih Kopi Kapal Api. Hal ini tak lepas dari kebiasaan di keluarga, terutama ayah saya yang selalu memilih Kapal Api untuk hidangan kopi di rumah. Dan kebiasaan itu pun terbawa hingga sekarang.

Kopi Kapal Api

adalah sinonim tersendiri untuk kopi instan. Jika merek X identik dengan air minum dalam kemasan, atau merek Y identik dengan pasta gigi, begitu pula dengan Kopi Kapal Api yang selalu identik dengan kopi. Brand kopi yang diproduksi PT. Santos Jaya Abadi ini seolah menjadi magnet tersendiri kala orang memilih kopi instan. Begitu orang menyebut kopi, ingatan langsung tertuju pada logo sebuah Kapal Api.

Selain logo berupa Kapal Api, salah satu yang membuat orang selalu teringat pada merek ini adalah tagline/tajuk nya. Jelas Lebih Enak! Tajuk ini seringkali saya dengar di siaran iklan radio saat masih kecil dulu. Suara seorang pria yang berkata

“Jelas lebih enaaak”

dengan intonasi suara yang mendayu-dayu adalah nostalgia masa kecil  tak terlupakan.

Bukan tanpa alasan Kapal Api memakai tajuk tersebut untuk merek kopinya. Karena faktanya kopi Kapal Api rasanya memang jelas lebih enak. Setiap produk kopi Kapal Api dibuat dari biji kopi pilihan. Buah kopinya dipetik tangan satu per satu, untuk memastikan bahwa hanya buah yang sudah matang lah yang dipanen. Setelah diproses menjadi biji kopi, kemudian disangrai dengan mesin sangrai yang paling modern sehingga menghasilkan biji kopi yang matang secara merata.Setelah itu biji kopi yang sudah disangrai siap untuk digiling menjadi kopi bubuk.  Pada tahap terakhir, yakni penggilingan inilah yang paling berpengaruh pada aroma dan citarasa kopi. Boleh jadi kita punya biji kopi pilihan, kemudian disangrai dengan mesin modern, diseduh dengan air yang mendidih sempurna, tapi penggilingannya tidak tepat, maka rusak sudah citarasa dari kopi tersebut.

Kopi bubuk Kapal Api digiling dengan begitu tepatnya, sehingga bisa memaksimalkan sensasi rasa dan aroma dari biji kopi itu sendiri. Selain itu, setiap kopi Kapal Api juga dikemas dalam kemasan nitrogen, sehingga menjaga cita rasa kopi sejak awal sampai ketika kita buka untuk diseduh.

Dengan segala kelebihan tersebut, tak salah jika keluarga saya dan saya sendiri pun sejak kecil selalu menjatuhkan pilihan pada Kopi Kapal Api, hingga saat ini. Dan setiap kali ada acara kumpul-kumpul dengan keluarga, maka itu adalah waktunya kapal api. Di setiap cangkir kopi yang dihidangkan, #KapalApiPunyaCerita.